Sunday, June 3, 2012

Mengenal Predator Alami (Kawan Alamiah) 1

Belalang Sembah, Congcorang, Praying Mantis

(Mantis religiosa)

Bagi para petani dan hobbies tanaman, persoalan gangguan hama yg menyerang tanaman merupakan persoalan tersendiri yang cukup merepotkan. Obat-obatan, zat kimia dan pestisida menjadi salah satu amunisi yg tidak asing digunakan oleh para pelaku pertanian yg menginginkan tanaman yang di tanamnya tidak rusak oleh serangan hama. Mulai dari jenis serangga dan ulat, sangat lazim menjadi musuh utama dari dunia pertanian ini. namun, alam memiliki hukum keseimbangan, ada yg disantap dan penyantap, ada predator alamiah dari siklus dan hukum yang berlaku di alam. Salah satu predator dan kawan bagi petani dan floriest adalah Praying Mantis (Mantis religiosa). Ada beberapa sebutan lain dari Praying Mantis di Indonesia, belalang sembah, walang kekek, congcorang, dan belalang sentadu.

Jenis

Belalang sentadu atau belalang sembah adalah serangga yangn termasuk ke dalam ordo Mantodea.  Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa. Kata mantis berasal dari bahasa Yunani "Mantes" yang berarti "nabi" atau "peramal nasib". Banyak sebutan dalam bahasa lokal, seperti congcorang (bahasa Sunda/bahasa Betawi), walang kadung/kèkèk (bahasa Jawa), dan mentadak (bahasa Melayu). dan sekitar 2.300 spesies dalam ordo Mantodea di seluruh dunia; kebanyakan berada di daerah tropis atau sub-tropis, tetapi beberapa spesies hidup di iklim sedang, seperti di utara Amerika Serikat, Eropa Tengah, dan Siberia. Belalang sentadu tergolong keluarga Mantidae. Di AS, spesies belalang sentadu pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok sekitar tahun 1900 sebagai predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama. Belalang sentadu Carolina adalah serangga resmi negara bagian South Carolina, dan belalang sentadu Eropa adalah serangga resmi negara bagian Connecticut.

Beberapa Spesies
  • Acanthops falcata - belalang sentadu daun mati Venezuela
  • Acanthops fuscifolia - belalang sentadu daun mati tropis
  • Acanthops tuberculata - belalang sentadu daun mati tropis
  • Acromantis sp. - belalang sentadu petinju
  • Ameles decolor
  • Ameles spallanzania
  • Alalomantis muta - belalang sentadu Kamerun
  • Asiadodis squilla - belalang sentadu perisai Asia
  • Blepharopsis mendica - belalang sentadu duri thistle
  • Brunneria subaptera - belalang sentadu tongkat
  • Brunneria borealis - belalang sentadu tongkat
  • Camelomantis sondaica
  • Ceratocrania macra
  • Ceratomantis saussurii
  • Choeradodis rhombicollis - belalang sentadu perisai tropis
  • Choeradodis stalii - belalang sentadu perisai tropis
  • Cilnia humeralis
  • Creobroter meleagris - belalang sentadu bunga
  • Creobroter gemmatus - belalang sentadu bunga India
  • Creobroter pictipennis - belalang sentadu bunga India
  • Creobroter elongata - belalang sentadu bunga
  • Deroplatys angustata - belalang sentadu daun mati
  • Deroplatys desiccata - belalang sentadu daun mati
  • Deroplatys lobata - belalang sentadu daun mati
  • Deroplatys truncata - belalang sentadu daun mati
  • Empusa fasciata
  • Empusa pennata
  • Eremiaphila brunneri - belalang sentadu gurun biasa
  • Eremiaphila zetterstedti
  • Euchomenella heteroptera - belalang sentadu ranting
  • Gongylus gongylodes - belalang sentadu mawar India /biola
  • Gonatista grisea - belalang sentadu kelabu
  • Heterochaeta strachani
  • Hierodula membranacea - belalang sentadu raksasa Asia
  • Hierodula grandis - belalang sentadu raksasa India
  • Hierodula patellifera - belalang sentadu Indo-Pasifik
  • Hierodula parviceps - belalang sentadu Filipina
  • Holaptilon pusillulum - belalang sentadu pelompat
  • Hoplocorypha sp.
  • Humbertiella ceylonica
  • Hymenopus coronatus - belalang sentadu anggrek
  • Idolomantis diabolica - belalang sentadu bunga setan
  • Idolomorpha madagascariensis
  • Ischnomantis gigas
  • Iris oratoria - belalang sentadu Laut Tengah
  • Liturgusa lichenalis - belalang sentadu lichen
  • Macromantis hyalina
  • Mantis religiosa - belalang sentadu Eropa
  • Miomantis caffra - belalang sentadu Afrika Selatan
  • Miomantis paykullii - belalang sentadu Mesir
  • Miomantis abyssinica - belalang sentadu Mesir
  • Odontomantis sp. - belalang sentadu semut
  • Oligonicella scudderi - belalang sentadu Scudder
  • Orthodera novaezealandiae - belalang sentadu Selandia Baru
  • Otomantis sp. - belalang sentadu petinju
  • Oxyopsis gracilis - belalang sentadu Peru
  • Oxyopsis peruviana - belalang sentadu Peru
  • Oxyothespis dumonti
  • Paramantis prasina
  • Parasphendale agrionina - Bud-winged mantis
  • Parasphendale affinis - Afrika banded mantis
  • Paratoxodera cornicollis - belalang sentadu tongkat raksasa Malaysia
  • Phyllocrania paradoxa - belalang sentadu hantu
  • Phyllovates chlorophaea
  • Plistospilota guineensis
  • Polyspilota aeruginosa
  • Popa spurca - belalang sentadu ranting
  • Pseudocreobotra ocellata - belalang sentadu bunga berduri
  • Pseudocreobotra wahlbergii - belalang sentadu bunga berduri
  • Pseudovates arizonae - belalang sentadu bertanduk tunggal Arizona
  • Rhombodera basalis - belalang sentadu perisai raksasa Malaysia
  • Rhombodera extensicollis - belalang sentadu perisai raksasa
  • Rhombodera megaera - belalang sentadu perisai raksasa
  • Rivetina baetica - belalang sentadu darat
  • Sphodromantis balachowskyi - belalang sentadu Afrika
  • Sphodromantis chud - belalang sentadu Afrika
  • Sphodromantis lineola - belalang sentadu Afrika
  • Sphodromantis rubrostigma - belalang sentadu Afrika
  • Sphodromantis centralis - belalang sentadu Afrika
  • Sphodromantis viridis - belalang sentadu Afrika atau belalang sentadu hijau
  • Sphodromantis gastrica - belalang sentadu Afrika
  • Stagmatoptera hyaloptera
  • Stagmomantis californica - belalang sentadu California
  • Stagmomantis carolina - belalang sentadu Carolina
  • Stagmomantis limbata - belalang sentadu bertepi
  • Stagmomantis floridensis - belalang sentadu Florida
  • Sibylla pretiosa
  • Tamolanica tamolana
  • Tarachodes afzelii
  • Tarachodula pantherina
  • Theopropus elegans - belalang sentadu yang anggun
  • Tisma freyi
  • Taumantis sigiana - belalang sentadu hijau jeruk nipis
  • Tenodera australasiae
  • Tenodera angustipennis - belalang sentadu bersayap sempit
  • Tenodera sinensis - Belalang sentadu Tiongkok
  • Toxodera denticulata - belalang sentadu tongkat raksasa Malaysia
  • Yersiniops sophronicum - belalang sentadu tanah Yersin
  • Yersiniops solitarium - belalang sentadu tanah bertanduk
  • Zoolea lobipes 
Karnivora Sejati nan Hebat
belalang sentadu Tiongkok memakan lebah


Belalang sembah adalah serangka pemangsa tingkat tinggi dan merupakan serangga karnivora yang makan segala macam serangga dan terkadang bersifat kanibal. Mereka biasanya diam dan menunggu korban mereka dengan tungkai-tungkai depan dengan posisi yang diangkat ke atas. Serangga ini mempunyai cara kamuflase atau penyamaran yang baik, ada yang mirip seperti daun, ranting, bunga dan sebagainya, sehingga tidak dikenali oleh mahluk yang lainnya, termasuk mangsanya.

Belalang sembah atau belalang sentadu sangat selektif dalam memakan mangsanya. Serangka ini tidak memakan semua bagian tubuh mangsanya dan seringkali menyisakan kaki, sayap dan beberapa bagian tubuh lain yang tidak disukai. Sebagai karnivora, tentu saja struktur tubuhnya memang didesain untuk berburu dan membunuh secara efektif.

Jadi, sangatlah beruntung bagi para petani dan floriest jika dalam kerumunan tanamannya dijaga oleh mantis. Ulat, serangga hama dengan sendirinya akan menjadi santapan sang Mantis. Bahkan sang Mantis ini pernah menginspirasi pembuat lagu ternama, yaitu Waljinah, dengan tembang "Walang Kekek" yang kemudian membuat nama si pelantun lagu tersebut populer.


Referensi : 

Tuesday, May 29, 2012

Seputar Media Tanam

Seputar Media Tanam


Merupakan rangkuman dari Forum Tanaman di Kaskus.com 

Jenis-jenis media tanam :
A. Bahan-bahan organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.

Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.

1. Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan. Media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.

2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.

Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecil lainnya.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

3. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota.

Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.

Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan warna hitam kecokelatan, tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.

4. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.

Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.

5. Pupuk Kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.

Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

6. Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), nitrogen (N), dan fosfor (P).

7. Sekam Padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.

Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.

Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.

8. Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahan-bahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil). Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.

B. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.

Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.

Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan , pasir , debu , dan tanah liat. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.

1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang kerja.

Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga.

Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.

2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.

Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman seperti akar dan daun juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).

3. Kerikil
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.

4. Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat seperti kerikil. Semakin kecil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin baik. Selain itu, ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.

5. Spons (floralfoam)
Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.

Kelebihan lain dari media tanam spons adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spons sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spons sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya cenderung hanya sementara waktu saja.

6. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran kecil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.

Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, cangkok, dan bonsai. 

7. Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan Helium. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman.

Jika digunakan sebagai campuran media tanam,vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.

Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan fungsi Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.

Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.

8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.

Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya menjadi ringan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut. 

Sumber : 

Sekelumit Tentang Cabai

Sekelumit Tentang Cabai

 

SEJARAH
Merupakan tanaman yang lama dikenal oleh manusia, diperkirakan manusia sudah mengenal tanaman ini sejak 8000 tahun yang lalu (temuan terlama). Catatan sejarah lain menyebutkan bahwa, penemuan cabai tidak terlepas dari penemuan benua Amerika oleh Christopher Colombus pada 1492. Colombus menemukan bahwa penghuni pribumi benua Amerika, yaitu suku Indian, telah memanfaatkan cabai sejak 5.000 SM. Kemudian oleh Colombus tanamann cabai yang merupakan tanaman asli benua Amerika tersebut dibawa kembali ke Eropa lalu diperkenalkan ke Asia Selatan pada tahun 1500-an oleh para pedagang Portugis. Alhasil, lambat laun tanaman cabai ini menjadi favorit dan perkembangannya begitu pesat. Dalam waktu setengah abad, cabai sudah sampai ke Afrika, India, Timur Tengah, Balkan, China, Asia dan termasuk Indonesia.


Salah satu faktor yang menjadikan cabai menjadi favorit adalah, rasanya yang lebih pedas dari pada lada hitam dan rempah-rempah, yang merupakan tanaman Asia Selatan. Sehingga cabai pada saat itu menjadi komoditas yang membanjiri pasar perdagangan. Tidak mengherankan jika dalam penyebaran cabai peran orang-orang dan pedagang eropa pada waktu itu cukup kuat, karena motivasi bangsa eropa pada saat itu adalah menemukan suplai rempah-rempah yg sangat dibutuhkan untuk negaranya.

PERKEMBANGAN
Sejak diperkenalkan sampai saat ini, India merupakan salah satu produsen dan pengembang tanaman cabai. Ada sekitar 25 spesies dalam genus Capsicum dan mereka berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Beberapa spesies telah dibudidayakan dan dikembangkan menjadi beberapa jenis, mulai dari yang ringan rasa pedasnya, manis panas dan sangat pedas. Pantai Malabar India, merupakan salah satu tempat yg memproduksi/membudidayakan cabai sejak jaman Colombus memperkenalkan cabai ke seluruh dunia, tercatat mereka dalam pertahunnya memproduksi lebih dari 1 juta Ton cabai. Selain kemampuan memproduksi, sejak dikenalkan, orang India mengembangkan tiga subspesies cabai dalam waktu setengah abad. Sementara suku Indian di Amerika hanya mampu mengembangkan empat subspesies selama 6.500 tahun mengenai cabai.


Salah satu penyebab pesatnya budidaya cabe di India karena pengaruh cerita rakyat/budaya setempat. Selain penting bagi salah satu bahan makanan, cabai di India dipercaya memiliki kemampuan supranatural. Ada kebiasaan di beberapa orang India, untuk menggantung beberapa cabe dengan lemon di atas ambang tempat tinggal untuk mencegah kejahatan. Cabe juga digunakan untuk menangkal mata setan. Sejumlah cabe bersama dengan bumbu lain seperti daun kari dan abu sedikit dari perapian yang melambai di atas kepala seseorang untuk membuat perisai terhadap kutukan dan mantra buruk. Selain hal yang bersifat supranatural, pertimbangan sisi ekonomis juga menjadi salah satu pendongkrak popularitas tanaman ini. Sebagai salah satu jenis sayuran, harga cabai di pasaran India merupakan salah satu bahan makanan termurah diantara jenis sayuran yang lain. Secara umum dapat dijumpai pada makanan sehari-hari dikalangan buruh India pada waktu itu, cabai selalu ada disamping makanan pokok mereka, yaitu roti dan beras. 


At list, begitulah perjalanan cabai hingga mendunia seperti sekarang dan digemari hampir semua orang. Fakta, cabai ternyata tidak saja pembangikit selera tapi juga mengandung vitamin c paling banyak, mengalahkan jeruk, agaknya menjadi salah satu pertimbangan orang menyukai cabai.


Referensi : 

Berkenalan dengan Sang Bhut Jolokia

Berkenalan dengan Sang Bhut Jolokia


Entah darimana datangnya inspirasi ingin bertanam salah satu cabe terpedas didunia ini. Inspirasi mendadak yg membawa saya mencari penjual biji cabe, dan kebetulan di salah satu forum terbesar komunitas dunia maya (kaskus) Indonesia, sudah ada yg hoby mengkoleksi dan menjual buahnya. Alhasil, inspirasi yg membawa kegiatan pada hoby baru yaitu menanam cabe ini terlaksana. Bhut Jolokia, salah satu cabe pertama yang akan coba saya semai dan tanam di tanah Indonesia.

Bhut Jolokia adalah salah satu cabe yg memiliki kepedasan luarbiasa. Cabai yang berasal dari negri india ini diperkirakan memiliki ukuran kepedasan (SHU) berkisar pada 801,180 - 1,392,452 SHU. Bisa dibayangkan kelipatan kepedasannya dibandingkan dengan cabai rawit lokal yang berkisar pada 100.000 SHU. 
 Skala Kepedasan Cabai
  Bhut Jolokia merupakan salah satu cabai terpedas dari 5 jenis cabai terpedas yg untuk sementara ini terdata oleh para ahli dan penggemar tanaman cabai. 4 diantaranya adalah Moruga Scorpion, 7-Pot Chocolate, 7-pot dan Trinidad Scorpion. Berhubung keadaan geografis, suhu dan faktor alam lain di India tidak begitu jauh berbeda dengan Indonesia, maka Bhut Jolokia bisa mudah tumbuh di sini (Indonesia).

 Secara fisik, cabai ini bentuknya lebih besar dari cabai merah biasa. Hijau ketika mentah, dan menjadi merah saat masak. Bentuk daun dari pohonnya juga lebih lebar dari cabai biasa, kira-kira sebesar daun bayam. Secara umum, perawatan cabai ini tidak jauh beda dengan perawatan pohon cabai pada umumnya, dan karenanya, hama serta penyakit yang timbul atau mengganggu pertumbuhan pohon bhut jolokia ini relatif sama dengan pohon-pohon yang lain. Jamur ketika proses kecambah, ulat sampai virus bisa menghinggapi dan menyerang pohon bhut jolokia.

Pohon Bhut Jolokia usia 1 Bulan

Di indonesia sendiri cabai jenis ini belum populer di pasaran, namun dikalangan florist dan hobies cabelover sangat populer dan menjadi favorit, koleksi yang wajib untuk dimiliki. tingkat kepedasan yang luar biasa sudah dibuktikan dan didokumentasikan oleh beberapa orang. Beberapa dokumentasi tersebut diunggah di situs jejaring youtube.

Tes Kepedasan Bhut Jolokia

Menarik bukan si Bhut Jolokia ini ? berawal dari ketertarikan tersbut lah yang pada akhirnya saya termotivasi untuk mengkoleksi dan hobbie pada tanaman cabai. Karena sekali lagi, Bhut Jolokia dalah salah satu cabai terpedas di Dunia, itu artinya masih ada lagi beberapa cabai yang pantas kita coba budidayakan di tanah Indonesia. Apakah iklim dan keadaan tanah di sini dapat melahirkan kepedasan yang serupa ? atau malah tidak menjadi pedas ? itu tergantung hasil sejauh mana kita mencoba bereksperimen. 

Referensi :