Tuesday, April 30, 2013

TEKNIK BUDIDAYA PALA SECARA INTENSIF

pala
Salah satu rempah-rempah yang cukup terkenal adalah Buah Pala.  Tanaman Pala ini termasuk tanaman asli dari Indonesia.  Meski tanaman ini asli Indonesia namun belum tentu anda pernah melihatnya.  Salah satu oleh-oleh yang cukup terkenal adalah manisan pala yang rasanya semriwing itu. Nama ilmiah dari pala adalah Myristica Fragan  dan tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Sulawesi, Jawa.  Kisah persebaran buah pala juga terkait dengan perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera dan daerah lain.
Jenis pala yang banyak diusahakan masyarakat kita adalah Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya.
Tanaman Pala banyak biasa dipelihara sebagai tanaman pengisi kebun campuran dan belum banyak dipelihara secara intensif.
Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curah hujan yang tinggi tanpa adanya periode(masa) kering yang nyata. Di daerah yang tropis seperti Indonesia, tanaman pala dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Misalnya, di Pulau Banda tanaman pala tumbuh pada ketinggian 500 m dari permukaan laut(dpl). Namun, tanaman pala di daerah yang ketinggian tempatnya di atas 700 m dpl., dinilai tidak produktif.

Secara umum tanaman pala tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl., dengan suhu udara optimum berkisar antara 20°C-30°C, kelembapan antara 50%-80%, curah hujan antara 2.000 mm-3.500 mm/tahun, dan tempatnya terbuka (mendapat cukup sinar matahari). Jumlah curah hujan yang baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman pala belum diketahui dengan pasti, tetapi dari pengalaman menunjukkan bahwa curah hujan 2.175 mm-3.550 mm/tahun merupakan curah hujan yang baik bagi pertumbuhan tanaman pala. Makin tinggi curah hujan makin tinggi pula produksi yang dihasilkan

Kondisi  Tanah

Pada prinsipnya tanaman pala dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Namun, untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimum, tanaman pala menghendaki tanah yang ringan(gembur), berstektur pasir sampai lempung, terutama tanah vulkanis atau tanah di sekitar gunung berapi dengan keadaan aerasi dan drainase yang baik, subur, dan mempunyai pH 5,5-7,0. Tanaman pala cocok ditanam pada tanah andosol, latosol, dan alluvial yang kaya bahan organic.

Pada tanah miskin hara, tanaman pala masih dapat tumbuh apabila disertai pemupukan dan perawatan yang baik. Untuk mendukung pertumbuhan tanaman pala dengan baik, perlu dipilih tanah yang terhindar dari erosi, tanah mudah dikerjakan atau tidak terlalu keras, pengaturan tata air, dan udara dalam tanah yang baik, serta unsure hara cukup tersedia.

Tanaman pala peka terhadap genangan air (becek), karena genangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan mudah terserang penyakit busuk akar. Oleh karena itu, tanaman pala akan cocok diusahakan pada areal yang tofografinya tidak datar (bergelombang) dan drainasenya baik.

Tanaman pala yang sudah berumur 4-5 tahun memerlukan sinar matahari yang banyak untuk dapat berproduksi. Penjarangan pohon pelindung harus diperhatikan untuk mencegah tanaman pala tumbuh tidak normal(memanjang ke atas), dan untuk mencegah persaingan dalam pengambilan unsure hara antara pala dengan pohon pelindung.

Teknik Budi Daya Tanaman Pala

Kegiatan pokok dalam tehnik budidaya tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut.

1.    Penyiapan Lahan

Pekerjaan penyiapan lahan untuk menanam tanaman pala sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau minimal satu bulan sebelum tanam. Tahap-tahap penyiapan lahan meliputi berikut ini.

        Pembukaan Lahan

Pekerjaan membuka lahan diawali dengan pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon, kemudian semua pohon-pohon tersebut dikumpulkan di suatu tempat agar mudah di manfaatkan untuk kebutuhan kayu bakar.

        Pengolahan Tanah

Lahan yang sudah bersih dari pepohonan dapat segera dicangkul sedalam 30 cm hingga gembur sambil tanahnya dibalikkan. Pengolahan tanah bertujuan menggemburkan tanah, menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman, serta menciptakan areal yang aerasi dan drainasenya baik. Pengolahan tanah pada lahan yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng(contour) agar terbentuk alur yang dapatr menghambat aliran permukaan dan menghindari terjadinya erosi.

Pembuatan Lubang Tanam

Tata cara membuat lubang tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

1)    Tetapkan tempat lubang tanam yang pertama sejauh setengah jarak tanam dari pinggir atau batas  kebun, yaitu jarak 4,5 m-5,0 m apabila digunakan jarak tanam 9 m x 9 m atau 10 m x 9 m.

2)    Pasang ajir dari bilah bamboo sebagai ciri tempat lubang tanam dengan jarak antarajir 3 m x 3 m.

3)    Buat lubang berbentuk segi empat ukuran 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m, tergantung kesuburan tanah.

4)    Galilah tanah dalam lubang tersebut sedalam 30 cm, kemudian tanah galiannya di angkat ke bagian kiri lubang yang terkena sinar matahari pagi.

5)    Perdalam lubang tadi menjadi 60 cm, hingga ukurannya menjadi 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m x 0,6 m. Tanah galiannya diangkat ke bagian kanan lubang atau tempat yang terkena sinar matahari siang atau sore.

6)    Keringkan lubang tanam minimal 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah menguap.

7)    Masukkan kembali lapisan tanah yang berasal dari dasar lubang ke tempat semula.

8)    Lapisan tanah atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg-40 kg, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam.

2.    Penyiapan Bibit

Binit tanaman pala yang siap ditanam adalah bibit yang telah berumur lebih  dari satu tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Jika umur bibit melebihi dari ketentuan tersebut karena terlalu lama di tempat pembibitan, maka pertumbuhannya akan terhambat dan akarnya berlipat-lipat.

Pedoman mennetukan jumlah bibit per satuan luas lahan digunakan pendekatan rumus sebagai berikut.

Jumlah bibit yang dibutuhkan = Luas lahan(m²) : Jarak tanam x 1 batang bibit
Lahan seluas 1 hektar dengan  jarak tanam 9 m x 9 m dan lahan yang efektif ditanami 90%, dibutuhkan bibit tanaman pala sebanyak kurang lebih 111 batang bibit tanaman pala. Sebulan sebelum tanam sebaiknya bibit diadaptasikan dulu di lokasi dekat kebun.

3.    Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada musim hujan untuk menjamin tersedianya sumber air yang sangat dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan bibit tanaman pala. Bibit dipindahkan dari pesemaian dengan system putaran.Bibit putaran dibungkus dengan gedebok pisang atau pembungkus lainnya yang dapat merembeskan air. Namun, bibit dalam polibag dapat langsung ditanam pada lubang tanam yang tewrsedia.

Pengaturan jarak tanam sangat penting karena tanpa mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman tidak dapat berproduksi secara maksimal. Jarak tanam pada tanah datar adalah 9 m x 10 m, sedangkan pada tanah bergelombang(bukit) 9 m x 9 m.

Tata cara menanam bibit tanaman meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

1)    Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas bibit tanaman pala dalam polibag, cangkul, gembor (embrat), dan sarana penunjang lainnya.

2)    Galilah tanah seukuran daun cangkul pada lubang tanam yang telah disiapkan jauh sebelumnya.

3)    Siramlah medium tanam pada polibag yang berisi bibit tanaman pala dengan air bersih hingga cukup basah atau lembap.

4)    Keluarkan bibit bersama medium tanamnya dari polibag secara hati-hati agar tidak merusak akar.

5)    Bibit tersebut segera ditanam tepat di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak.

6)    Tanah di sekitar pangkal batang bibit tanaman pala dopadatkan pelan-pelan agar akar tanaman langsung kontak dengan air tanah.

7)    Tanah di sekeliling bibit tanaman pala disiram hingga cukup basah atau lembap.

8)    Pasanglah kayu atau bilah bamboo penyangga di sisi kiri dan kanan batang tanaman tersebut.

9)    Seusai menanam dilakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pangkal batang dan akar cukup basah

Pemeliharaan Tanaman Pala


Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sbagai berikut.

Penyulaman

Pada periode sejak bibit pala ditanam sampai berumur 1 bulan perlu diperhatikan pengamatan tanaman secara teliti Bibit tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal segera disulam atau diganti dengan bibit yang baru.

Cara menyulam adalah mula-mula bibit tanaman yang lama dibongkar, kemudian bibit yang baru dikeluarkan  dari polibag bersama akar dan mediumnya. Bibit tersebut ditanam di tengah-tengah lubang tanam secara tegak  dan tanah di sekitar pangkal batang di padatkan pelan-pelan.Setelah selesai menyulam segera disiram air seperlunya.

Pengairan

Tanaman pala membutuhkan cukup air, karena apabila kekurangan air pada fase vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Sedangkan kekurangan air pada fase generative mengakibatkan kerontokan bunga atau buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu buah.

Persediaan air dan pengairan harus cukup, terutama selama musim kering (kemarau). Sumber air dapat berasal dari sungai, kolam, waduk, serta sumur pantek. Pada tanaman pala yang baru ditanam, pengairan dapat dilakukan 1-2 kali sehari, terutama jika tidak hujan. Pada tanaman pala yang dewasa, pengairan dapat disesuaikan dengan keadaan tanah.

Cara mengairi dapat dilakukan dengan system jaringan pipa PVC atau pipa ledeng yang ditanam dalam tanah dan peralatan pompamuntuk mengatur distribusi air. Pemberian air bisa dikontrol hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah tertentu. Pengairan dapat pula dengan system percikan (springkler) atau tetesan yang digerakakkan mesin agar air yang disalurkan dapatmmemancar rata membasahi bidang lahan yang diinginkan.

Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Sebulan setelah tanam biasanya lahan kebun tanaman pala ditumbuhi dengan rumput-rumput liar (gulma). Gulma tersebut perlu disiangi karena gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman pala dalam hal kebutuhan unsure hara, air, dan sinar matahari, bahkan gulma kadang-kadang menjadi sarang hama atau penyakit. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara teratur, yaitu setiap 3 bulan atau pada saat rumput telah tumbuh kembali.

Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat di bawah tajuk tanaman, sekitar 30 cm-50 cm dari pangkal batang. Sambil menyiangi dilakukan penggemburan tanah secara hati-hati, kemudian tanahnya ditimbunkan dekat pangkal batang atau perakaran yang muncul ke permukaan tanah.

Pohon pelindung

Tanaman muda umumnya tidaktahan terhadap panas matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman perlu disiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pohon pelindung dapat diperjarang.

Pemupukan

Untuk menjamin tanaman pala tumbuh dengan baik dan terus menerus berproduksi tinggi, pemupukan perlu dilakukan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic (pupuk kandang, kompos) dan pupuk buatan (urea,TSP, dan KCL). Pupuk organic sangat baik untuk menjaga keremehan tanah serta kesuburannya. Syarat penting pupuk organic adalah unsure N harus terdapat dalam persenyawaan organic agar mudah diserap tanaman dan pupuk tidak meninggalkan sisa asam organic di dalam tanah.

Pupuk anorganik yang paling dibutuhkan adalah Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), serta unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn, Cu, Mn, dan lain-lain.

Dosis pupuk yang diberikan terdiri atas 1 kg Urea + 1,1 kg TSP + 1,2 kg KCL per pohon. Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan dengan menyesuaikan kandungan unsure dari pupuk yang digunakan. Pupuk kandang dapat diberikan asal telah masak sehingga kontaminasi antara tanaman dengan zat yang berbahaya dapat dihindari.

Sumberr pupuk organic dan kandungan mineralnya setiap jenis pupuk tersebut.Sebelum dipupuk, sekeliling tanaman dibersihkan dahulu kemudian dibuat parit melingkari tanaman selebar kanopi sedalam 2-10 cm. pupuk ditaburkan di dalamnya dan kemudian ditutup kembali.

Pananaman Tanaman Sela

Pada fase vegetative, yaitu sejak bibit pala ditanam sampai tanaman mulai belajar berbuah, maka di antara tanaman-tanaman pala tersebut masih longgar. Lahan tersebut di olah dengan baik dan dibuat bedengan-bedengan untuk ditanami tanaman sela, misalnya menanam kacang-kacangan atau sayuran.

Setelah tanaman pala mulai belajar berbuah, tanamana sela dapat diganti dengan tanaman penutup tanah atau rumput. Penutup tanah berguna untuk menjaga kelembapan tanah, memperbaiki struktur tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi lahan di sekitar tanaman.


Hama dan Penyakit

Hama uatama yang sering menyerang tanaman pala di antaranya adalah sebagai berikut.

1.    Penggerek Batang (Batocera spp.)

Serangan hama penggerek batang menimbulkan gejala terdapat gerekan pada batang dengan diameter ½-2 cm, dan dalam lubang gerekan tadi terdapat serbuk kayu. Akibat serangan hama ini dalam waktu yang lama dapat mematikan tanaman.

Pengendalian hama penggerek batang dapat dilakukan dengan cara menutup lubang gerekan dengan kayu, menginjeksi racun sehingga sistemik ke dalam batang, membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.

2.    Rayap

Serangan rayap banyak dijumpai pada kebun-kebun yang kurang bersih dari semak dan tunggul-tunggul pohon. Rayap biasanya menyerang bagian bawah tanaman, dimulai dari akar dan pangkal batang hingga bagian dalam batang, sehingga seluruh bagian batang terserang.

Tanda khusus serangan rayap adalah terjadinya bercak hitam pada permukaan batang. Apabila bercah hitam dikupas, maka kelihatan sarang serta saluran yang dibuat oleh rayap di dalamnya. Akhirnya batang tanaman yang terserang berat akan mati.

Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan cara menyemprot larutan insektisida dua kali dalam setahun. Penyemprotan ditujukan pada tanah dan sekitar batang untuk mencegah naiknya rayap ke bagian batang sebelah atas.

3.    Kumbang (areoceum foriculatus)

Hama Ini menyerang biji pala yang telah jatuh. Imago menggerek biji, kemudian meletakkan telur di dalamnya. Dalam biji tersebut, telur akan berkembang menjadi lundi yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.

Pengendalian hama kumbang dapat dilakukan dengan cara memetik buah pala yang terserang, kemudian buah atau biji pala tersebut segera dikeringkan.

Penyakit Pada Tanaman Pala

Penyakit utama yang sering merugikan tanaman pala diantaranya adalah sebagai berikut.

1.    Busuk Buah Kering

Penyebab penyakit busuk buah kering adalah cendawan (jamur) Siigmina myristicae (Stein) Mand. Sum Et Rifai. Gejala serangan yang dapat diamati secara visual adalah pada buah yang terinfeksi mula-mula terdapat bercak-bercak kecil bulat bergaris tengah kurang lebih 0,3 cm, berwarna cokelat atau mengendap (cekung).

Bercak tersebut akan terus meluas mencapai kurang lebih 2,5 cm. Pada permukaan bercak, jamur akan membentuk massa berwarna hitam kehijauan. Akhirnya bercak akan mongering dan menjadi keras, sehingga buah pecah dan gugur.

Pengendalian penyakit busuk buah kering dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembapan dengan mengadakan pembabatam gulma dan sanitasi kebun, membakar sisa-sisa tanaman yang sakit, dan penyemprotan fungisida Dithame M-45 konsentrasi 0,2%.

2.    Busuk Buah Basah

Penyebab penyakit busuk buah basah adalahcendawan (jamur) Colletotrichum gloeosporioides Penz. Gejala serangan yang dapat diamati adalah paha pangkal buah yang terinfeksi terdapat bercak-bercak berwarna cokelat. Perkembangan bercak cepat sekali, sehingga dalam beberapa hari garis tengahnya mencapai 2,5 cm . Bagian dalam daging buah menjadi rusak, lunak, dan berair kebasah –basahan. Buah yang sakit menjadi mudah gugur dan berwarna cokelat seperti habis direbus.

Pengendalian penyakit busuk buah basah dapat di lakukan dengan cara menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, memangkas buah yang terserang berat, dan menyemprot tanaman dengan fungisida selama musim hujan antara lain dengan Dithane M-45 konsentrasi 0,2%.

3.    Busuk Buah dan Gugur Daun

Penyebab penyakit busuk buah dan gugur daun adalah cendawan (jamur) phythopthora palmivora (Butl) Butl. Gejala serangan penyakit ini adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna kehitaman pada buah yang masih muda. Bercak tersebut terus meluas, sehingga akhirnya buah menjadi pecah, dan fuli berwarna putih tampak dari luar, hingga akhirnya buah busuk.

Serangan pada buah pala yang masak menyebabkan kulit buah bebercak-bercak berwarna kuning sampai cokelat tua kehitaman. Daun dan pangkal daun yang terinfeksi menjadi berwarna cokelat tua kehitaman, daun rontok, dan akhirnya pohon menjadi gundul.

Pengendalian penyakit busuk buah dan gugur daun dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak tanam yang lebar (jarang), pemangkasan bagian tanaman yang sakit, dan sanitsi kebun.

4.    Terbelah putih

Penyebab penyakit terbelah putih adalah cendawan (jamur) Coreneum sp. Gejala serangannya adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecokelatan pada bagian luar daging buah yang berumur antara 5-8 bulan. Beecak tersebut bertambah besar dan berubah menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi terbelah dan kemudian buah akan jatuh sebelum tua.

Pengendalian penyakit terbelah putih dapat dilakukan dengan cara membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik, pengasapan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram belerang/pohon, membuang buah-buah yang terserang, dan penyemprotan fungisida.

5.    Pecah Buah Mentah

Penyakit pecah buah mentah disebut penyakit fisiologis yang disebabkan oleh beberapa factor, di antaranya umur pohon telah tua, penyerbukan dan pembuahan yang menyimpang, sifst-sifat keturunan, jarak tanam rapat, dan kondisi kebun tidak terpelihara. Serangan penyakit fisiologis biasanya terjadi pada buah yang berumur 4-6 bulan. Gejala serangan yang dapat diamati adalah buah pecah, sehingga biji dan fuli yang masih berwarna putih kemerahan sampai merah muda terlihat dari luar. Pengendalian penyakit fisiologis dapat dilakukan dengan cara memelihara tanaman secara intensif, terutama pemupukan dan sanitasi kebun.

6.    Penyakit Lain

Penyakit lain yang sering ditemukan adalah kanker batang dan rumah laba-laba. Penyakit kanker batang  menyerang batang, cabang,dan ranting, sehingga membengkak. Sedangkan penyakit rumah laba-laba menyerang cabang, ranting, dan daun, yang menimbulkan gejala daun mongering, kemudian diikuti oleh ranting serta cabang.

Pengendalian kedua jenis penyakit ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan kemudian membakarnya.

No comments:

Post a Comment